Kamis, 13 Januari 2011

kenalan yow (part three)

Besoknya nonton bareng @TPA –PersibvsSriwijaya-

Nonton bareng, adalah salah satu kesukaan anak anak KRIMA, selain seru kalo nonton bareng sama orang orang yang kita seneng, nonton bareng juga bisa ngebuat si persib tercinta menang, akakakak. Sore ini, jam 3 kita udah siap siap di TPA, tepatnya didepan mesjid al-Muhajirin, mesjid nkita tercinta. Kita siapin layar, karpet, infocus, speaker, TV tuner dll. Augie dan Dayat udah ribet dari tadi ngurusin berbagai alat elektronik ini, mulai dari, nyolokin, nyeting, sampe ngatur letaknya. Sedangkan yang lain asik ngobrol nunggu pertandingan dimulai.
“Augie, augie, konsumsi? hihihi” dengan polosnya tika nanya, ganggu Augie yang lagi sibuk. “ha ? kansumsi? Haduuuh, beli aja ndiriii” jawab augie. “iyanih Aug, gimana sih? Ntar persibnya kaga menang dongs..” celetuk yucky dari jauh. Tika, tika ini mungil mungil bikin kaget, suaranya yang melengking dan unik selalu bikin kita semua tertawa. Yucky, baik sekalii, senyum ga pernah lupa tuuuh, yucky ini ga banyak ngomong.
“siapa yang mau nitip jajaaan? Aku mau ke Indomaret nih, pengen belu eskrim” rafika teriak teriak dari pintu TPA ke semua yang ada disana.
Aku Aukuuuu, akuuu, akuuu akuu, akuuuu akuuuuuakuakauakuakuakuakuaku. Eyaaaaaa, semuanya lari lari kaya anak kelaperan kea rah rafika. Masing masing ngeluarin uang buat dititipin ke rafika.
Ini satu, itu tiga, ininya lima, tambah itunya satu, itu dua, oini empat, ini satu, sama ini satu. Semuanya nyebutin pesenannya masing masing, rafika bingung, “pelan pelan pelan pelan”
Oke berangkat, “anter yu jeng”rafika ngasih kunci motornya ke depan muka ajeng yang laki duduk duduk. “ha? Aku yang bawa?”Tanya ajeng,”iyeeee, yo” rafika narik tangan ajeng untuk membangunkan ajeng dari duduknya. “asal jajanin aku eskriim, hehehe” ajeng ngerayu rafika dengan mata disipitkan. “iyaiyaa, yo”. Rafika dan ajengpun berangkat buat belanja makanan. Rafika, rafika ini cewek berkaca mata, suaranya berat, baik lagi, sedikit cerewet, tapi ga terlalu keliatan cerewetnyaa. Kalo Ajeng, badannya kecil, suaranya agak agak cempreng gitu, orangnya kalem.
Makin banyak nih yang udah ada di dalem ruang TPA, pertandingan juga mau dimulai, semuanya mulai duduk ditempat yang menurut dirinya pewe. Eit..eit.. PERTANDINGAN DIMULAAAAAAI!! Semuanya diem ditempat gabergerak, semua mata tertuju padaku. Ha? Enggalah, semuanya focus sama si bola yang terus menggelinding diatas lapangan hijau nan indah, walaupun diliat dari infokus ga tajem ijonya, tapi kita masih bisa ngerasainnya kok.

Selasa, 04 Januari 2011

Jangan Jadi SUPERMAN!

Di dunia kerja yang super kompetitif seperti sekarang ini, masih banyak pemimpin yang merasa dia mampu mengerjakan semuanya, dari A sampai Z. Mereka ingin semua pekerjaan harus melalui dirinya sebelum boleh dieksekusi. Mereka merasa kalau ada pekerjaan yang tidak ‘lewat’ dia dan dieksekusi, pasti hasilnya tidak sempurna, pasti ada yang salah. Dan,...siap-siap untuk si yang berani mengeksekusi tanpa meminta pendapat atau approval-nya, akan kena teguran; siap-siap kena marah. Apa yang saya tuliskan ini terjadi di banyak perusahaan. Bekerja di perusahaan yang seperti ini tidak memberikan rasa kerja yang nyaman. Biasanya, karyawan akan bertahan kerja di sana hanya karena (1) dia suka dengan brand yang dia kerjakan, atau karena  (2) dia belum mendapatkan kesempatan lain, dan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja karena harus menghidupi dirinya dan keluarganya.
Nah, karena mereka bekerja tidak dengan sepenuh hati, maka sudah dapat dipastikan kalau perusahaannya memiliki ‘rapor merah’ alias tidak perform. Kalaupun perusahaannya mampu membukukan keuntungan, hasilnya pasti tidak maksimal; karena bagaimanapun juga, perusahaan yang dikelola oleh karyawan-karyawan yang memiliki totalitas terhadap perusahaan akan selalu lebih baik kinerja dan hasilnya jika dibandingkan dengan perusahaan yang ditempati oleh orang-orang yang hanya kerja untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.
Lalu, apa hubungan judul artikel ini “Jangan Jadi SUPERMAN” dengan apa yang telah saya kemukakan di atas? Jelas, si Boss yang merasa dirinya mampu mengerjakan semuanya merasa dirinya adalah Superman. Dia tidak sadar bahwa sesungguhnya, di dunia kerja yang nyata ini, tidak ada Superman...karena Superman hanya ada di komik (dan film)!
Ingat, Boss yang seperti ini bisa memiliki pemikiran dan berlaku seperti ini pasti ada sebabnya. Biasanya, karena untuk sekian lama karyawan-karyawannya tidak mampu untuk bekerja sesuai dengan ekspektasinya si Boss. Berulang kali dikasih tahu harus begini, harus begitu, hasilnya masih saja tidak sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh si Boss. Singkatnya, si Boss belum memiliki kepercayaan yang cukup untuk melepaskan tanggng jawab kepada karyawan-karyawannya. Tapi pertanyaannya, “Mau sampai kapan?”
Di dalam dunia kerja, ini yang seringkali disebut micro-managing. Perlu saya tekankan bahwa menjadi orang yang detail oriented itu bagus. Di buku “Young On Top”, saya bilang bahwa adalah pemikiran yang salah apabila seseorang berpikir, “Semakin tinggi posisi yang dia jabat, semakin tidak perlu untuk berorientasi terhadap hal-hal yang detail”. Tapi, kita harus tahu bahwa orang yang berorientasi terhadap detail sangat berbeda dengan orang yang micro-managing.
Perbedaannya kira-kira demikian: Orang yang detail oriented adalah orang yang mengetahui ‘seluruh’ detail yang ada, namun dia tidak mengerjakan, mengontrol pengeksekusiannya ‘setiap detik’ dari A sampai Z seperti yang biasanya dilakukan oleh orang yang micro-managing.
Mereka yang merasa ‘Superman di dunia kerja’ cenderung adalah orang yang perfectionist. Dulu orang bangga apabila dirinya perfectionist karena dengan kata lain, mereka akan selalu melakukan segala sesuatunya se-‘perfect’ mungkin. Padahal, karakter ini adalah karakter yang negatif, bukan karakter positif yang bisa membawa seseorang menjadi sukses. Bagaimana tidak? Orang yang mau semuanya sempurna pasti akan stress kerjanya. Kenapa? Karena tidak ada satupun di dunia ini yang sempurna. Saya setuju apabila setiap orang harus bermimpi dan berpikir besar, tapi kita juga harus memiliki toleransi untuk pencapaian yang tidak maksimal. Bukan berarti kalau hasilnya tidak maksimal “It’s OK”, tapi juga bukan berarti ketika tidak tercapai 100%, lalu marah-marah, menegur, pointing fingers ke karyawan!
Kalau selama ini kamu adalah ‘Superman di dunia kerja’, cobalah untuk belajar yang namanya empowerment,...delegation. Mau sampai kapan kamu  kerja dengan stress? Biasanya, 24 jam per hari rasanya tidak cukup untuk para ‘Superman’. Mau sampai kapan kamu ‘nyuapin’ timmu setiap hari?
Daripada jadi Superman, tokoh komik yang sesungguhnya tidak hebat kalau adanya di dunia kerja yang nyata ini, lebih baik jadi seorang Coach. Kenapa? Karena kerjaan seorang coach tidak lain adalah memberikan pelatihan agar timnya bisa menjadi lebih baik. Ketika timnya sudah sedikit lebih baik, dia akan berikan kepercayaan agar timnya berlatih lebih banyak lagi dengan ‘melepasnya’. Biarkan dirinya sebagai seorang coach untuk berani memberikan kesempatan untuk timnya melakukan kesalahan-kesalahan dari waktu ke waktu. Dia cukup memantaunya dari ‘pinggir lapangan’ dengan sekali-kali memberikan masukan ke timnya yang ada di dalam lapangan. Dan,...dia tidak perlu (tidak pernah ada, dan tidak akan pernah ada) lari ke dalam lapangan untuk menggolkan ke gawang lawan!
Kalau kamu mau memiliki “THE WINNING TEAM”, stop jadi Superman,...gimana caranya? Berikan clear guideline, ajak timmu di dalam proses perencanaan sehingga mereka akan memiliki sense of belonging yang tinggi, dan biarkan mereka mengimplementasikan rencana-rencana tersebut dengan caranya sendiri. Yes, biarkan kreatifitas mereka berkembang! Kamu cukup memantaunya. Berikan pujian apabila mereka melakukannya dengan baik, berikan saran apabila mereka mulai melenceng dari target yang telah disepakati bersama. Good luck!

Originaly Writed by Billy Boen

Augie Reyandha Giuliano
Ketua Umum KRIMA - Margahayu Raya, Bandung
Ketua Umum DKM Jundullah - Politeknik Komputer Niaga LPKIA
kaki.lan9it@gmail.com
BISMILLAHIRAHMANIRRAHIIM...Mulai Menjalankan program baruuu