Minggu, 20 Februari 2011

Kata Mutiara yeyeyeyeah

Assalamualaikum, Semangat pagi temen temen KRIMA. Apa kabaaar? Semoga semuanya baik baik aja yaa. Di posting kali ini, kita share kata mutiara yuuk. Wahwah, udah seminggu kebelakang saya ngumpulin kata kata mutiara niih, dan banyaknya dari orang lain yang saya terima di pesan sms. Mungkin temen temen juga dapet dari Saskia, kang Viki dan kang Fitrah. Weeeei. Coba kita tulisin yaaaa, Check this out!

Anggap aja ini layar hape deeh =))

From  kang Viki, ceilaah  akaaang
1.     1.  Sebaik baiknya doa adalah mendoakan orang lain tanpa orang tersebut tau, maka jadilah kita muslim/muslimah yang saling mendoakan

2.     2Masalah mampu mengadakan sejumlah peluang untuk menjadi dewasa tapi solusi mampu mendewasakan sejumlah keadaan

3.     3.  S M A S H!!
Selalu ingat Allah
Mencintai Allah
Amal baik karena Allah
Sayang makhluk Allah
Hanya untuk Allah

4.     4Keindahan hidup tidaklah terukir dari seberapa bahagianya kita, tapi seberapa bahagianya orang lain karena kita.  Maka indahilah hidup, Indahilah hari ini, Indahilah saat ini..

5.     5..Mari memelihara Allah ‘azza wajalla’ niscaya Dia akan memelihara kita.. ketika kita berjalan kepadaNya, Dia berlari kepada kita, ketika kita berlari kepadaNya, Dia melompat kepada kita, ketika kita melompat kepadaNya, Dia telah mendekap kita. Sebuah bukti Maha Kuasa dan Kasih Allah kepada hambaNya yang mau mendekat kepadanya

From kang Fitrah
1.  Segala sesuatu yang terjadi tidak dapat diulang kembali, tetapi segala sesuatu yang terjadi dapat dijadikan pengalaman untuk menjadi pribadi yang lebih baik

2.      2Ketika kita ingin duduk dan bersantai saja menunggu kematiankarena kita yakin akan masuk surga, maka yakinlah pada diri kita bahwa amal yang kita miliki sekarang telah cukup untuk membeli tiket surga. Tetapi apa bila kita tidak yakin segeralah memulai detik ini untuk mengumpulkan amal amalan baik. Semoga ketika kematian menghampiri kita tanpa sadar amal yang kita punya telah cukup untuk membeli tiket surga

3.     3. Tidak semua orang yang memberikan masalah adalah musuh, karena dari masalah yang mereka berikan, dapat menjadikan kita orang yang lebih baik lagi.


Naaaah, segitu tuuh, kata mutiaranyaa, ternyata kata kata mutiara banyak manfaatnya loh temen temeen, jadi lain kali kalo dapet kata mutiara, simpen duluuuu, sewaktu waktu kita membutuhkannya untuk perenungan diri, dan juga merubah diri kita jadi lebih baik. oyaaa, kalo temen temen punya lagi share disini yaaaa ;) Semangat pagi!!!!

Diba Zafirah Hariwijaya :D
diba_zaa@yahoo.com :D

Rabu, 09 Februari 2011

"Goresan Cinta Sang Kupu Kupu"

Sebuah buku indah
yang mampu memberi spirit dalam berkarya
dan memaknai hidup yang penuh warna,
tanpa mengenal arti keterbatasan
(Helvi Tiana Rosa- sastrawan, dosen Fakultas Bahasa dan Seni UNJ).
 
Curahan hati, kisah para odapus(orang dengan lupus) yg penuh suka cita dlm menjalani hidup berdampingan dengan lupus. Penuh makna, emosional, spiritual, cinta, keteguhan hati, mengharukan tapi sekaligus membuat tersenyum. Membuat kita merenungkan kembali makna hidup, bahwa tidak ada alasan untuk tidak mensukuri nikmat hidup ini.

Penulis:
Fifi Carmelia Lutfiaty
Annisa Budiastuti
Cempaka Ariyanti
Hastuti Martiana
Kavellania
Inni Indarpuri
Agustini Suciningtias
Istin Anisa
Umy Zunar
Zaky Zakaria
Maria Stefianie Titik
Augie's Short Review:
Dari awal melihat buku ini, saya sudah tertarik, karena buku yang mengisahkan tentang penyakit lupus masih jarang. Selain itu, belum lama ini saya sendiri memang agak tertarik dengan penyakit ini, setelah menonton sebuah Film berjudul "Taiyou no Uta" -Bhs.Jepang: Nyanyian Matahari- beberapa waktu yang lalu. Yang tentunya mengisahkan tentang seorang penderita lupus -keren, saya ampe nangis nontonnya-.
Baiklah, to the point aja, biasanya buku yang ditulis "keroyokan" jadi kurang menarik dan enak dibaca, karena perbedaan gaya penulisan para penulisnya. Tapi ternyata hal ini tidak berlaku untuk buku ini, karena justru warna-warni para penulis membuat buku ini lebih hidup.Pembaca dapat memahami tentang odapus dari berbagai sudut pandang, mulai dari odapus itu sendiri, maupun orang-orang yang berada di sekitar mereka(dari keluarga sampai para relawan). 

Lupus merupakan penyakit yang jarang ditemui, namun sangat berbahaya. dengan membaca buku ini, kita dapat lebih memahami keberadaan penyakit ini, dan orang-orang yang berjuang melawannya. selain itu, ada tips-tips dan daftar dokter yang akan sangat berguna, jikalau ada orang di sekitar kita yang mengidap lupus. 

Overall, buku ini masuk ke kategori "must read and must buy" buat saya. Karena, selain buku ini memang menarik, seluruh keuntungan dari penjualan buku ini disumbangkan untuk membantu pengobatan para Odapus (orang dengan lupus).


Selamat membaca! :D

Augie Reyandha Giuliano
Ketua Umum KRIMA - Margahayu Raya, Bandung
Ketua Umum DKM Jundullah - Politeknik Komputer Niaga LPKIA
kaki.lan9it@gmail.com

Selasa, 01 Februari 2011

TPI

Apa kira-kira jawaban atau imajinasi anak-anak kita yang lahir pada periode 90-an jika ditanyakan kepada mereka, apa itu TPI? Pasti jawabannya bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan Televisi Paling Indonesia. Lebih jauh lagi jika ditanya program apa yang mereka tonton di TPI? Dengan mudah pasti mereka akan menjawab kontes dangdut Indonesia, film mistik, dan sama sekali tak akan ada kaitannya dengan dunia pendidikan. Tetapi jika pertanyaan ini diberikan kepada kita, pastilah kita tahu persis bahwa kehadiran TPI pada tahun 90-an dimaksudkan oleh mendiang Soeharto sebagai televisi yang bertujuan untuk menyiarkan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan.
Bagi para penikmat siara TPI di awal mulanya, meski hanya meminjam saluran TVRI dan hanya tayang cuma 2-4 jam perhari, program TPI memang dikemas untuk memberikan penyiaran pendidikan. Bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, TPI menyiarkan materi pelajaran pendidikan untuk tingkat menengah. Ada juga mereka membeli hak siar program playschool, word world, underbelly dan world news dari ABC. Tetapi setelah tahun 1991, secara perlahan namun pasti mereka mengurangi misi edukatif, dengan menyiarkan juga acara-acara lain seperti kuis-kuis dan sinetron sebagai selingan.
Kemana kemudian dan siapa yang punya andil mengubah orientasi edukatif TPI menjadi televisi hiburan yang bahkan saat ini program-program mereka bahkan paradoks dengan misi mulia tersebut? Mampukan pemerintah kita memiliki televisi yang benar-benar keluar dari urusan bisnis dan rating, dan fokus pada penyiaran-penyiaran seputar pengelolaan manajemen kelas, guru efektif, manajemen sekolah, dan sebagainya? Inilah salah satu tantangan dunia pendidikan kita, selain ketidakmampuan birokrasi dan ketidakberdayaan masyarakat adalah pesatnya arus informasi melalui mass media seperti televisi dan internet yang menawarkan gaya hidup (life style) dan budaya popular.
Keduanya menyediakan peluang sekaligus tantangan bagi masa depan dunia pendidikan kita, baik berupa pengaruh terhadap proses belajar mengajar di kelas maupun pola asuh orangtua di rumah (Gupta, 2000). Dampak dari globalisasi melalui tuntutan gaya hidup dan budaya popular ini juga merambah kehidupan politik, ekonomi, dan kesehatan masyarakat, sehingga terbentuk image di dalam masyarakat kita bahwa Indonesia secara terang-terangan sedang tenggelam dalam proses “egosentrisme barat” yang sangat tak bisa dihindari dan membuat tradisi budaya lokal mengalami erosi dan kegelisahan. (Lemish, Drotner, 1998.)
Seperti diketahui pendidikan merupakan sebuah cara paling kuat untuk mengubah struktur budaya masyarakat. Dan pendidikan massal melalui media massa seperti TV, internet, dan surat kabar/majalah merupakan bentuk lain dari transplantasi budaya, di mana proses inflitrasi budaya satu ke budaya lainnya berlangsung secara intensif dan dapat menyebabkan terjadinya penghapusan budaya (cultural genocide) secara perlahan-lahan (Nandy: 2000).
Ketika zaman televisi masih dimonopoli oleh TVRI, mungkin peran pendidik (guru dan orangtua) tak terlalu berat dan melelahkan. Di samping jenis tayangan yang memang masih terbatas, tetapi bentuk tayangan juga masih mempertimbangkan aspek budaya loka masing-masing daerah di Indonesia. Tayangan Si Unyil, drama Losmen, serial Aku Cinta Indonesia (ACI) begitu digemari dan menjadi rujukan para guru dan orangtua. Program TPI yang disebutkan di atas pun, pada saat itu, sangat bermanfaat dan beberapa sekolah secara menyengaja membeli televisi hanya untuk melihat siaran-siaran berbasis pendidikan dan kehidupan budaya masyarakat secara langsung.
Sebagai bangsa yang menghargai nilai-nilai kebersamaan dan kegotong-royongan dalam masyarakat, bentuk tayangan yang tersaji di depan kita saat ini sangat mengganggu perkembangan kepribadian anak. Selain televisi, patut juga diperhatikan regulasi tayangan dalam bentuk permainan (games) yang merambah hingga ke telepon seluler. Jenis pendidikan massal seperti ini pasti akan meningkatkan “egoisme” siswa secara negatif dan menjurus ke individualisme. Pada akhirnya individualisme anak akan berakibat serius pada keterpecahan keluarga dan struktur sosial, sehingga pada akhirnya akan meruntuhkan akar-akar budaya lokal yang solid dan alami. Dapat dibayangkan betapa berat dan sulitnya para guru untuk berlomba kreativitas dengan tayangan elektronik ini.

Ditulis oleh Ahmad Baedowi

Augie Reyandha Giuliano
Ketua Umum KRIMA - Margahayu Raya, Bandung
Ketua Umum DKM Jundullah - Politeknik Komputer Niaga LPKIA
kaki.lan9it@gmail.com
BISMILLAHIRAHMANIRRAHIIM...Mulai Menjalankan program baruuu