Siapa sih yang ga pingin jadi orang kaya? Sekalipun banyak
orang bilang mereka lebih senang miskin, saya yakin, kalau dikasih duit
satu miliar gratis sih bakal mau-mau aja. Kalau masih ngerasa ga pernah
pingin kaya, ya sah-sah aja. Namun yang disayangkan adalah, dari banyak
orang yang pingin kaya, pinginnya cuma sekedar pingin. Mereka berusaha
mati-matian mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya tanpa makna, tanpa niat
baik. Padahal sudah jelas, pada saat kita niatnya cuma cari uang, ya
cuma uang yang didapet. Pada saat kita niatnya cuma cari uang, ya cuma uang yang didapet. Diulang biar dramatis.
Padahal,
uang itu ga bisa, jadi parameter kebahagiaan dan sumber kebahagiaan
kita. Banyak yang karena hartanya terhambur, anak-anaknya jadi
terfasilitasi macem-macem, jadi susah didiknya. Banyak karena dirumahnya
kosong, ga ada tivi, komputer, pees, apalagi facebook. Anak-anaknya
hiburannya cuma buku-buku pinjaman, malah jadi pintar, bermanfaat untuk
orang-orang.
Punya 10 mobil, emang bisa dipake semuanya sekaligus?
Punya rumah besar, tetep aja horor kalo anggota keluarga pada ga ada,
pulang-pulang mabuk habis dugem, marah-marah, tengkar. Nyamankah hidup
seperti itu? Kerja mati-matian, dari pagi sampai malam, ga pernah ketemu
keluarga, apa bedanya dengan 'diperbudak dunia'? Mending kalau memang
berhasil mendapatkan, nyatanya kebanyakan golongan menengah yang
menghabiskan hidupnya untuk bekerja, akhirnya ya gitu-gitu aja.
Disisi
lain, ada lho, ga sedikit malah, orang yang 'dilayani dunia'. Apa yang
mereka butuh, dengan mudah didapat. Disaat mendesak, selalu saja ada
jalan. Butuh tempat untuk acara? Tiba-tiba ada yang nawarin. Butuh akses
ke suatu tempat? Tiba-tiba kawan lama yang punya akses 'kebetulan
ketemu' di jalan. Bahkan butuh pesawat jet sekalipun, bisa didapat.
Banyak orang yang seperti ini, 'dilayani dunia'.
Kuncinya apa? Niat.
Orang-orang
seperti ini berhasil, bukan hanya karena banting-tulangnya mereka di
kantor, bukan hanya karena gelar-gelar yang mereka kumpulkan, bukan
hanya karena bussiness plan mereka yang bagus, dream yang besar, network
yang kuat, modal besar, atau apapun. Tapi juga karena niat mereka.
Kebanyakan pingin kaya ya sekedar pingin kaya. Pas ditanya lebih dalam, bingung. Mau ngapain?
Akhirnya kayak cerita-cerita diatas. Karena bingung, kacau deh kehidupan dan keluarga.
Banyak
juga orang pingin kaya hanya tergiur dengan yang namanya Financial
Freedom, Time Liberation. Terus kalo udah bebas waktu, mau ngapain? Main
game online seharian? Nonton Blu-Ray 10 keping sehari? Ngabisin waktu
di depan Monitor? Mau ngapain?
Kalo seseorang niatnya udah baik, pasti bisa jawab pertanyaan diatas.
Punya uang banyak, bikin fasilitas umum. Punya Time Liberation, buat
ngisi training-training atau jadi konselor untuk kemajuan bangsa.
Punya Financial Freedom, buat bikin sekolah atau rumah sakit gratis
tanpa musingin pemasukan darimana. Punya banyak perusahaan, biar
orang-orang bisa gampang dapet kerjaan, dan lain-lain. Dan itulah yang
bikin mereka lebih mudah dapet rezeki, Allah lebih mudah membukakan
keran rezeki untuk mereka.
Ad-du'a, berdoa, asal katanya
an-nida, berseru. Doa itu menyerukan permintaan. Bahasa inggrisnya,
'Propose', meminta, melamar, 'Propose', diserap ke bahasa, jadi
proposal. Kalau kita minta dana ke sebuah instansi, harus pakai proposal
kan?
Bayangin deh, kalau kita minta, 10 Milyar aja misalnya. Dan
begitu ditanya, 10 Milyar buat apa, kita jawabnya, "Pingin aja pak,
bapak ga usah banyak tanya deh". Mana mungkin dikasih?
Ngasih proposal itu, harus jelas komponennya, untuk apa? Apa yang mau dibeli? Manfaatnya apa?
"Saya
mau riset pak, butuh 10 M, tapi bapak kasih dananya aja dulu, kalo
udah, nanti saya pikirin buat beli apa aja." Ga akan mungkin dikasih
kan?
Hati-hati kalau kita berdoa, "Ya Allah, lancarkan rezeki
saya, kasih saya kerjaan, atau kasih saya ilham bisnis, atau apapun."
Tapi mau ngapain? Yakin Allah ngasih kalau cuma minta gitu aja?
Harusnya niat ini yang kita dengung-dengungkan, mau apa kita dengan yang kita minta sama Allah.
"Ya Allah berikan saya rezeki."
Terus untuk apa? Mau dipake apa aja? Muncratnya kemana aja?
"Ya Allah jodohkan saya dengannya."
Terus mau ngapain? Mau bikin keluarga yang gimana? Mau dibawa kemana tuh jodoh?
"Ya Allah, saya ingin ini, itu, dsb"
Apa gunanya? Yakin butuh? Butuh seberapa banyak?
Jawab sebanyak mungkin pertanyaan, bahkan terus kembangin proposalmu, semakin bagus proposalnya, semakin besar di-acc tuh doa.
Dan
jangan lupa tunjukkin, setiap dapat rezeki, sekecil apapun, jalankan
niat baik kita. Siapa tau itu baru kucuran rezeki tahap satu, buat
ngetes sejauh mana niat baik kita. Kalau kita bener pake untuk kebaikan,
Insya Allah tahap-tahap selanjutnya bakal di-acc sama Allah. Bakal
ngerasain tuh, nikmatnya 'dilayani dunia'. Kalo nggak? Jangan harap deh.
Kalau proposalnya, niatnya, baik dan jelas, Allah ga akan segan-segan ngasih apapun, bahkan dikasih yang jauh lebih baik.
Semoga memberikan manfaat, terutama bagi saya sendiri.
Jika
apa yang akan saya kemukakan ini benar, berarti kebenaran itu
semata-mata dari Allah dan hanya milik-Nya segala puji. Jika tidak
demikian, maka hanya kebaikanlah yang sebenarnya saya inginkan. Kuasa
Allah-lah dalam segala urusan, sebelum dan sesudahnya.
Augie Reyandha Giuliano
Bandung, 6 September 2012
artikel yang anda sajikan di blog ini sangat menarik. Ditunggu artikel selanjutnya.
BalasHapusartikel yang sangat menarik.
BalasHapusterimaksaih atas informasinya.
BalasHapuspengobatan alergi
Tanpa kita sadari kata org miskin "aku kayanya pengen kaya deh" dan kata org kaya "kayanya miskin lebih bahagia tanpa perlu diatur" itulah sifat manusia gak akan pernah ada rasa puas selalu ingin mencoba dan berusaha
BalasHapusCara Mengobati Mata Bintitan
Prediksi Swedia vs Korea Selatan 18 Juni 2018
BalasHapusAgen Bola Bonus Member Baru 100%
Bandar Bola Bonus Harian 10%
Bonus Setiap Top Up 2%
Bonus Ulang Tahun Member Bola