Ramadhan kemarin, saya menjadi panitia pada sebuah acara ifthar
 bersama anak yatim. Acaranya cukup meriah, dan diadakan di kediaman 
Gubernur Jawa Barat --yang tenyata besar buanget. Tapi ternyata, saya 
telah mendapat pelajaran penting sejak sebelum acara dimulai.
Jadi,
 kediaman Pak Gubernur itu cukup besar untuk punya "masjid pribadi". 
Uniknya, masyarakat sekitar turut memakmurkan "masjid pribadi" tersebut,
 yang akhirnya menjelma menjadi sarana umum --saya nggak tau peraturan 
aslinya gimana, cuman saya sendiri baru liat ada orang shalat di dalem 
rumah orang lain. So, para panitia yang menginap disana pun turut ikut 
shalat shubuh berjamaah. Shalat shubuh yang spesial, karena Pak Gubernur
 sendiri yang mengimami, dengan bacaannya yang fasih. Ternyata Beliau 
sekeluarga memang rajin shalat shubuh bersama rakyat sekitar di masjid 
itu.
Dan benar saja, setelah shalat salah satu panitia 
bertemu dengan ibu Gubernur. Disinilah muncul rasa takjub saya pada ibu 
Gubernur. Saat melihat teman saya tersebut, beliau langsung menghampiri 
dan bertanya, "Maaf, adek siapa ya, koq ibu baru lihat adek shalat 
disini?".
Ternyata beliau hafal dengan seluruh jamaah di 
masjid itu! Saya sendiri tahu beberapa pejabat yang bahkan dengan 
pembantu di rumahnya sendiripun nggak kenal, tapi Ibu Gubernur ini 
bahkan hafal dengan "rakyat jelata" yang numpang shalat di 
masjidnya. Hal yang simpel, tapi ga semua orang bisa melakukannya. Saya 
jadi ingat peristiwa lain yang pernah saya alami sebelumnya.
Saat
 itu dalam sebuah pelatihan, para pembicara yang ngetop, termasuk 
beliau, berhasil menyedot banyak peserta --kurang lebih 900 orang 
termasuk saya. Tiba-tiba beliau yang kini sudah menjadi anggota 
legislatif itu menghampiri saya di saat Isoma.
“Subhanallah, Augie? Antum apa kabar? Sudah nikah belum?” Sapanya ramah.
Tinggal saya yang tergagap disapa oleh beliau.
Rasa
 takjub luar biasa, bagaimana seorang seperti beliau masih mengingat 
nama saya yang bukan siapa-siapa --meskipun pertanyaannya cukup bikin 
nyesek. Saya terus memikirkan kapan beliau mengenal saya. Dan setelah 
menguras seluruh memori akhirnya saya mengingat beliau pernah memberikan
 materi di masjid kampus saya. Kebetulan saat itu saya masih jadi ketua 
Lembaga Dakwah Kampus disana --sebelum di D.O. tentunya.
Hanya itu, ya hanya itu. Kok bisa ya?
Memang
 hanya hal yang simpel. Tapi saya yakin, ga semua orang bisa 
melakukannya. Termasuk saya sendiri, yang masih merasa sulit untuk 
mengingat nama murid, trainee, klien, atau "kenalan selintas" yang 
lainnya.
Ternyata sangat dahsyat dampak positif jika kita 
mampu mengingat orang lain, apalagi berikut namanya. Siapa pun! Entah ia
 seorang rekan bisnis, teman kantor, teman kuliah, dosen, pemilik warung
 langganan kita, office boy, tukang parkir, bahkan ojek langganan kita.
Siapa
 pun ia, jika kita mengenalnya, ia akan merasa dihargai lebih. Seperti 
apa yang dilakukan Hasan Al-Banna --pendiri Persaudaraan Muslim-- yang 
sanggup menyentuh sisi-sisi terdalam dan paling sensitif dari seseorang,
 yakni hatinya. Yang sanggup mengingat nama dan mengenal seorang ikhwan 
cuma karena ia menandatangani kartu keanggotaan jama’ahnya. Ikhwan itu 
pun terkejut dan tersentuh hatinya ketika Hasan Al-Banna yang baru 
pertama kali berkunjung ke daerahnya itu sanggup mengenalnya dari ribuan
 anggota jama’ah lainnya.
Maka hati adalah pintu untuk 
masuknya hidayah dan cahaya kebenaran. Hati adalah gerbang penentu 
penerimaan seseorang terhadap dirinya. Hati adalah segumpal buhul dari 
silaturahim. Maka dengan sentuhan hati dakwah ini menyebar ke segala 
penjuru mata angin.
Ternyata mengingat nama seseorang akan langsung menyentuh hati orang tersebut.
Semoga memberikan manfaat terutama bagi saya sendiri.
Jika
 apa yang akan saya kemukakan ini benar, berarti kebenaran itu 
semata-mata dari Allah dan hanya milik-Nya segala puji. Jika tidak 
demikian, maka hanya kebaikanlah yang sebenarnya saya inginkan. Kuasa 
Allah-lah dalam segala urusan, sebelum dan sesudahnya.
Augie Reyandha Giuliano
Bandung, 31 Agustus 2012
_______________________________
kontributor : Augie Reyandha Giuliano
terimaksaih atas informasinya.
BalasHapuspengobatan alergi
Prediksi Swedia vs Korea Selatan 18 Juni 2018
BalasHapusAgen Bola Bonus Member Baru 100%
Bandar Bola Bonus Harian 10%
Bonus Setiap Top Up 2%
Bonus Ulang Tahun Member Bola